Jumat, 17 Januari 2014

Tanjung Pinang - Kepulauan Riau

Tanjung Pinang menjadi destinasi jalan-jalan terakhir saya di tahun 2011. Sebetulnya, saya dan Sesiel pergi ke sana pada bulan Oktober 2011 dalam rangka menghadiri pernikahan teman kami, yaitu Nina. Mumpung sudah ke sini, tidak ada salahnya kalau kita menyempatkan untuk jalan-jalan di Tanjung Pinang, bukan? :D


Tujuan pertama kami adalah ke Museum Tanjung Pinang. Namun, karena museum tersebut belum buka, akhirnya kami jalan-jalan saja di sekitaran sana dahulu, dan kami menemukan Vihara Bahtra Sasana. Ternyata, vihara ini termasuk dalam cagar budaya yang dilindungi. Setiap harinya, banyak masyarakat yang datang untuk bersembahyang dan memanjatkan doa di vihara ini.

Jangan lupa cobain minum Teh Tarik :)
Waktu berlalu, kami pun kembali ke Museum Tanjung Pinang dan sudah buka. Museum ini dikenal juga dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Melalui museum ini, kita bisa mengetahui tentang sejarah kota Tanjung Pinang yang mencakup seni dan keragaman budaya, serta berbagai benda yang dikumpulkan dari Tanjung Pinang dan daerah di sekitarnya.

Museum Tanjung Pinang


Apalagi tujuan wisata di Tanjung Pinang? Sebagian besar orang akan merekomendasikan Pulau Penyengat. Yaak... kami pun ke sana. Dari Tanjung Pinang, kita bisa naik kapal yang sering digunakan penduduk setempat untuk menuju Pulau Penyengat. Pulau ini tidak terlalu jauh dari Tanjung Pinang dan biayanya pun  tergolong murah, tapi saya lupa berapa. hehe..

Dermaga Pulau Penyengat
Sesampainya di sana, hal yang paling saya suka adalah langit di sana bersih dan berwarna biru sekali. Aaah... keren! Ho iya, ke Pulau Penyengat ini saya tidak hanya bersama Sesiel saja, tetapi juga pergi dengan 4 orang teman lainnya, dua diantaranya adalah teman Sesiel. Senang bisa dapat kenalan baru :)

Mesjid Sultan Riau
Tidak jauh dari pintu gerbang Pulau Penyengat, kita dapat melihat Mesjid Sultan Riau. Mesjid yang dibangun dengan menggunakan perekat putih telur ini memiliki warna kuning menyala dan mencolok jika dilihat dari kejauhan.

Becak Motor (Bemor)
Pulau Penyengat ini tidak terlalu luas. Satu-satunya transportasi yang bisa kita gunakan untuk mengeliling pulau ini adalah dengan becak motor (bemor). Bemor bisa diisi untuk 2 orang.  Atau, kalau yang suka berjalan kaki, monggo... tapi lumayan juga kalau jalan kaki :P Saran saya, tetap naik Bemor ini.

Selain Mesjid Sultan Riau, ada beberapa tempat lain yang dapat dikunjungi yaitu makam-makam Raja Riau beserta keluarganya.

Komplek Makam Raja Ali Haji
Setelah itu, kami sempat mampir juga ke Balai Adat yang berarsitektur Melayu. Balai adat ini masih terpelihara dan difungsikan sebagai pusat kegiatan masyarakat Pulau Penyengat.

Balai Adat Melayu Indera Perkasa

Dermaga di depan Balai Adat
Di Pulau Penyengat katanya dulu ada benteng pertahanan, tapi sekarang ini yang masih ada meriam dan gudang penyimpanan mesiu.


Jalan menuju meriam

Walau singkat, perjalanan ke Pulau Penyengat ini menyenangkan loh :)


Sampai jumpa Tanjung Pinang dan Happy Wedding, Nina :*



*Foto-foto yang ada di blog ini gabungan dari kamera saya dan Sesiel. Thank you, Siel...*

Visit Palembang 2011

Biasanya, saat ditanya teman atau rekan kerja, tempat wisata di Palembang selain Sungai Musi apa ya? Saya bingung. Saya lahir dan tinggal di Palembang selama 8 tahun, tapi tidak ingat banyak tentang tempat wisata di kota kelahiran saya ini. Mungkin karena waktu itu masih kecil. Namun, dulu saat Yai - Nyai (panggilan untuk Kakek - Nenek) masih hidup, hampir setiap tahun kami mudik ke Palembang. Meski demikian, ortu jarang bahkan ga pernah  ngajakin naik kapal keliling Sungai Musi dengan alasan ga aman. Jadi, keliling Sungai Musi saja belum pernah, apalagi tempat-tempat lain >_< Yang  pasti adalah if you love culinary, you should add Palembang as one of your must-visit destination :D

Setelah Yai dan Nyai meninggal, kami pun jarang ke Palembang, mungkin bisa sekitar 3-4 tahun sekali saja ke sana. Saat saya baru saja menyelesaikan Studi Profesi Psikologi Industri dan Organisasi, sambil nyari kerja entah kenapa terpikir untuk liburan ke Palembang dengan niat harus wisata Sungai Musi. Masa orang asli Palembang ga tahu tentang wisata di kampung halamannya sendiri sih.. hahaha

Niat saya ternyata kesampaian. Dengan bermodal tiket Garuda Indonesia Rp. 600.000an (PP) yang termasuk murah ini, berangkatlah saya ke Palembang seorang diri di bulan September 2011. Biarpun dari CGK sendiri, tapi setibanya di sana dijemput sama Om dan Tante (asyiiikkk....). Berhubung Mama kebetulan lagi dinas di Palembang, jadinya tujuan pertama kami adalah ke kantor mama dulu. Sambil menunggu, saya sempat foto-foto di sekitaran kantor.



Kuliner selama di Palembang:

  
Aneka Pempek
Model
Burgo-Celimpungan-Laksa (Campur)

Wisata Sungai Musi


Akhirnya, niat saya untuk wisata Sungai Musi kesampaian juga. Waktu bilang ke nyokap kalau mau naik speed boat keliling Musi, sempet nyokap ragu. Untungnya, ada om dan tante-tante yang mau nemenin dan mereka bilang aman kok kalau mau sekalian ke Pulau Kemaro ^_^
View di sekitar Sungai Musi
Biasanya, salah satu tujuan wisata sungai musi adalah ke Pulau Kemaro. Pulau ini ramai dikunjungi saat perayaan Imlek.


Di Pulau Kemaro ini terdapat Pohon Cinta. Banyak pasangan muda-mudi (caelaaah) yang mengukir nama mereka di pohon cinta ini, konon cinta mereka akan berjodoh.

Pohon Cinta
Benar atau tidaknya sih saya tidak tahu. Tapi kok ya kasian ya melihat si pohon ini penuh dengan coretan.

Nama para pasangan di pohon cinta
Selain ke Pulau Kemaro, saya juga sempat mampir ke beberapa spot yang biasa dijadikan tempat wisata di sekitaran Sungai Musi:

Benteng Kuto Besak
Mesjid Agung Palembang
Tetiba anak-anak ini muncul dan minta difoto :D
Saya selalu penasaran dengan museum-museum di Indonesia. Makanya, waktu tahu kalau di dekat Jembatan Ampera ada Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (pemimpin Palembang sejak 1803 - 1821), saya sempatkan untuk mampir. Di museum ini, kita bisa melihat berbagai koleksi dari mulai arkeologi, etnografi, biologi, seni dan terutama informasi tentang pengumpulan mata uang (numismatics) sampai studi atau koleksi mata uang.

Museum lain yang sempat saya kunjungi juga adalah Museum Balaputradewa. Sayang, saya tidak bisa explore museum ini karena waktu itu sedang tidak dibuka untuk umum. Yang pasti, museum ini termasuk museum nasional yang berlokasi di Palembang dan lebih luas dibanding Museum SMB II.

Museum Balaputradewa

Waktu masih kecil, saya tinggal di Bagus Kuning - Plaju. Setiap saya ke Palembang, saya selalu menyempatkan untuk mampir ke komplek ini. Sekadar keliling-keliling komplek dan melihat-lihat rumah yang dulu keluarga saya tempati dan sekitarnya. Selalu ada perasaan kangen setiap kali ke sini dan tidak pernah bosan-bosannya.

Rumah 106 yang ngangenin :')


Dulunya ada bukit-bukit kecil di sini. sekarang sudah tidak ada lagi

Setelah kangen-kangenan, tak lupa mampir ke Gelora Sriwijaya yang saat itu lagi happening banget di Palembang.

Gelora Sriwijaya
Sekian wisata di kampung halaman saya. Masih banyak yang ingin saya explore, seperti Danau Ranau. Semoga suatu hari nanti bisa kesampean *lirik bokap-nyokap, siapa tau minat* :))


Helo Singapore 2011 (Part 2)

Day 3 - 29 July 2011

Rencana hari ini adalah kami akan mengunjungi Singapore Art Museum (SAM) - Bugis - Chinatown - Mustafa Center. Pertama-tama, dari MRT Orchard Station, kita turun di City Hall dan jalan kaki sekitar 5 menit menuju SAM. Tiket masuk SAM sebesar SGD 10/orang.


Awalnya, kita merencanakan di SAM ini hanya 1 jam saja, namun ga nyangka ternyata museum di Singapore sangat berbeda dengan museum di Indonesia. Banyak hal-hal menarik yang membuat kita betah untuk berlama-lama disana, dan ga sadar kalau kita sudah disini selama 3 jam! hahaha...



Banyak anak sekolahan kemari. lucuunya mereka :)
Buah-buahan dari kertas

Tujuan selanjutnya adalah ke Bugis Street. Dari MRT City Hall Station, kita turun di MRT Bugis Station. Karena belum makan siang, kita makan dulu di Yoshinoya - Bugis Junction. Namun, setelah makan, kita tidak langsung eksplore Bugis Street, tetapi mau nyobain ke arah Kampong Glam dulu (tidak jauh dari Bugis Junction kok), sekalian mau sholat di mesjid dekat sana.

Sultan Mosque - Kampong Glam
Saat lagi jalan di daerah Kampong Glam, kita ga sengaja menemukan Children Little Museum. Karena penasaran, akhirnya kita masuk juga. Memang sih SAM jauh lebih keren, tapi lumayanlah mengenang permainan-permainan waktu masih kecil :D


Sehabis itu, kita baru meng-explore daerah di sekitaran Bugis Street. Disini kita bisa belanja oleh-oleh (seperti aksesoris, makanan, dll). Yang pasti, jangan lupa beli jus buah yang range harganya SGD 1 - 3. Segeeerr....


Bangunan Lasalle College of The Arts ini unik ya
Tujuan selanjutnya sebelum ke Mustafa adalah ke Chinatown. Kaki rasanya udah mulai pegel dan mati rasa. Udah ga kuat lagi buat jalan, rasanya pengen dipijeet saja. hahaha....




Hari ketiga ini pun ditutup dengan ketemuan sama wiri di MRT Station untuk sama-sama berangkat ke Mustafa Center. Mustafa Center ini adalah semacam shopping center yang buka 24 jam. Disini dijual berbagai macam bentuk oleh-oleh mulai dari makanan, parfum, barang elektronik, dan lain sebagainya dengan harga yang relatif lebih murah dibanding tempat belanja lainnya di Singapore. Must-visit banget deeeh! Ho iyaaa... wajib dicoba juga makan Prata disekitaran sana. enaaak looh :D

Day 4 - 30 July 2011

Our last day niihh... Tadinya kita pengen mulai jalan jam 08.00, tapi batal. Semuanya pada bangun siang karena kecape'an dan kaki pegelnya minta ampuuuunn. Akhirnya, kita baru jalan dari apartemen sekitar jam 9-an. Pagi ini kita akan ke Singapore Philatelic Museum, baru kemudian belanja oleh-oleh di sekitaran Orchard. Setelah dipikir-pikir, dari kemarin kita cuma numpang lewat MRT Station Orchard saja tapi belum sama sekali masuk ke mal-mal di Orchard *sangat berkebalikan kalau saya jalan dengan Bokap dan Nyokap* :P

Setelah mandi dan sarapan, kami langsung naik MRT dari Orchard menuju MRT Bras Basah. Dari stasiun ini ternyata kita salah pilih jalan, alhasil jadi agak sedikit muter kesananya. Tapi ga masalah, jalan kaki di Singapore menyenangkan kok.

Singapore Philatelic Museum

And finally we arrived... Saya dan Wiri excited banget. Apalagi dari dulu saya pengen banget bisa kesini tapi belum kesampean. Tentu saja, kami foto-foto dahulu di depannya, bahkan dengan kotak pos yang ada di dekat pintu masuk. Katro yeee.... Cuek ajalah :)) Setelah itu, kami langsung masuk dan membeli tiket seharga SGD 6/orang.


Kesan gw pertama kali masuk museum ini, yaa... Keren. Berhubung saya belum pernah ke Museum Pos dan Giro di Bandung jadi belum bisa membandingkan mana yang lebih bagus. Cuma, saat menulis blog ini, saya sudah pernah ke Museum Filateli di TMII, dan bisa dibilang jauh lebih baguslah yang di Singapore ini.



Di setiap ruangan memiliki temanya masing-masing dan benda-benda filateli yang di-display disesuaikan dengan tema ruangan tersebut, misalnya Sejarah Perangko, Rabbit, Pesawat, Message Me, dan lain sebagainya. Inilah yang saya suka dari jalan ke Museum, selain dapat pengetahuan juga ada hiburan tersendiri. Berhubung saya juga suka mengoleksi perangko, tentunya tidak melewatkan counter yang menjual perangko :D


Selanjutnya, karena mengejar waktu, kita segera balik ke MRT Orchard buat belanja dan makan siang disana. Berhubung sudah tahu barang yang nyokap titip dan sudah browsing dimana pastinya mal yang ada outlet barang tersebut, jadinya masih banyak sisa waktu yang bisa dipakai buat lihat-lihat toko lainnya *yang ini personal needs* :P

Setelah selesai belanja, kami menuju Food Republic (semacam food court di Wisma Atria). Mengingat saya selalu bingung mau makan apa di Singapore karena tidak yakin makanan ini halal/ga, maka seringnya saya memesan makanan Malaysia atau India yang kemungkinan besar sudah pasti halal. Karena semalam sudah makan Prata di Mustafa Center, jadi kali ini yang saya pesan adalah Nasi Briyani.

Ho iyaa... kalau ke Singapore, jangan lupa mampir ke Giordano. Barang-barangnya jauh lebih murah di Singapore dibanding di Indonesia. Monggo kalau ke sini mampir dulu ya, kakak....

Tak terasa, flight kami pulang ke Indonesia sudah dekat. Saatnya kembali ke apartemen untuk check-out dan berangkat ke bandara. See you Singapore. I'll be back again...*seriously*  Karena saya selalu merasa masih banyak hal yang bisa di-explore di negara ini. Saya berharap suatu saat nanti Indonesia bisa punya MRT, bersih, dan maju seperti Singapore. Amiinnn ^_^

*Foto-foto yang ada di "Trip Helo Singapore 2011 (Part 1 dan 2)" ini dari kameranya Miranti Octaviani dan Ira. Ijin posting ya, sis ^_^ Tengkyuuuu :*